Tersirah

2
1867

Rumah,
letaknya di atas tanah
sirah
lantaran ayah selalu tampak marah
dan ibu tak pernah terlihat ramah.

Di rumah,
aku dan ibu menempati sebuah ranah. Harem.
Ibuku terpaksa menjadi istri kesekian ayah,
supaya aku tak dijuluki anak haram.

Di sekitar rumah,
senyum ibu sangatlah murah dan harum
kami perempuan ranum
yang harus menghafal surah
dan berserah.

Bagi pemilik rumah,
kami hanyalah remah.
Tersebar di tubuh ayah.

Tersirah.

***

Jakarta, Januari 2019

Gambar sebuah rumah dengan arsitektur Jawa kuno untuk mendukung suasana ebyektifikasi perempuan pada masa itu. Mempertegas perasaan tersirah.
Tersirah di Rumah Sendiri

Catatan Narablog: Artikel ini saya anggit dalam rangka 10 Kali Tantangan Menulis yang diadakan oleh Kata Hati Kita Production.

 

 

 

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here