Aquaman: Propaganda Daur Ulang yang Menolak untuk Mengulang Kekelaman

0
3156

Saat menerima kabar bahwa James Wan (Insidious, The Conjuring) akan menjadi sutradara Aquaman, film teranyar dari DCEU (The DC Extended Universe), ada sedikit rasa cemas yang menyergap saya. Mau bikin film segelap apalagi (jika bukan kelam)? -umpat saya dalam hati.

Seharusnya DCEU belajar dari Marvel Studio yang lebih memercayakan film-film pahlawan super garapannya kepada penggemar komik. Cukup sudah pengalaman kelam Zack Snyder yang menuai aneka kritik yang keji atas lima film DCEU yang ia garap. Tapi siapalah saya? Hanya sekadar penggemar film-film pahlawan super garapan Marvel Studio (MCU – Marvel Cinematic Universe) yang masih awam tentang dunia perfilman. Perkenalan saya dengan MCU pun baru dimulai tahun 2015 dalam rangka mempererat tali persaudaraan dengan adik laki-laki semata wayang.

Yah, ikatan persaudaraan memang bisa berdampak apa pun terhadap manusia, tak terkecuali pahlawan super macam Aquaman (Jason Momoa), setengah manusia setengah dugong Atlantian. Ia ragu untuk bertarung melawan adiknya sendiri. Padahal, pertarungan ini diperlukan untuk menyelamatkan daratan dari kehancuran.

Wow, kita tak sendirian di bumi ini ternyata, Saudara-Saudara.

Di bawah laut sana ada tujuh kerajaan yang tengah menderita karena sampah dan limbah yang kita buang ke perairan. Kini, mereka hendak melancarkan serangan balas dendam.

Berterima kasihlah kita kepada si cantik berambut merah, Mera (Amber Heard), warga laut yang masih waras. Putri dari salah satu kerajaan laut itu masih berniat membantu agar penduduk bumi ini bisa hidup jaya. Darat dan laut setidaknya. Ia pun pergi mencari Arthur Curry/Aquaman, kakak satu ibu berbeda ayah dari Raja Atlantis saat ini, Orm (Patrick Wilson), untuk menaklukkan raja yang penuh angkara.

Di kerajaan laut, seorang ratu bisa nikah dua kali? Enggak tahu juga sih, ya. Akan tetapi, pernikahan pertama ibu mereka bukan dengan keturunan ningrat dari kerajaan laut. Atlanna (Nicole Kidman) menikah dengan Thomas Curry (Temuera Morrison) penjaga mercusuar. Dari pernikahan tersebut, terlahirlah Arthur Curry. Entah Arthur sang raja atau Arthur si angin puting beliung. Yang jelas dada saya bergemuruh tak tentu sepanjang film melihat si gondrong penuh bewok nan seksi, Jason Momoa, beraksi sembari megibaskan rambut gondrong kriwilnya.

Untuk melindungi keluarga kecilnya dari bahaya yang akan mengancam, Atlanna pun kembali ke laut dan memercayakan Arthur kepada Nuidis Vulko (Willem Dafoe). Atlanna pun akhirnya menikah dengan Raja Laut hingga lahirlah Orm.

Perlu teman-teman semua ketahui bahwa adik tiri Aquaman ini sungguh mengutuk polusi lautan yang semakin memperburuk dan sudah memasuki tahap membunuh peradabannya. Rencana balas dendam pun ia susun. Serangan pertamanya adalah banjir badang yang melemparkan kembali sampah-sampah manusia ke pesisir pantai.

Seram, gila. Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita bersikap ramah terhadap lingkungan sekitar terutama lautan. Jangan gegabah membuang barang yang sudah dirasa tak diperlukan.

Daur ulang adalah pesan moral sekaligus iman dari film ini.

Sampai-sampai pemainnya pun didaur ulang. Sebelum memerankan Raja Orm, Patrick Wilson adalah pemeran Nite Owl II dalam Watchmen (2009). Sementara, Ratu Atlanna (Ibu Aquaman dan Raja Orm) diperankan oleh Nicole Kidman yang pernah menjadi Dr. Chase Meridian dalam Batman Forever (1995).

Untungnya, film ini tidak mendaur ulang kekelaman (karena penggunaan kata kegagalan sepertinya terlalu kejam) yang sama dengan film-film DCEU sebelumnya. Franchise film ini sepertinya sudah belajar dari grup sebelah, MCU, untuk membuat karakter-karakternya lebih manusiawi. Selain digambarkan sebagai sosok yang koplak, Aquaman juga tak segan-segan untuk menunjukkan kerentanannya, antara lain rasa gundah lantaran ia merasa bahwa keberadaanya tidak diterima oleh peradaban laut maupun darat dan rasa tidak siap untuk memikul tanggung jawab yang besar sebagai seorang raja.

Satu kritik yang rasanya perlu saya ungkapkan. Sebagai film yang berdakwah tentang ramah lingkungan dengan konsep daur ulang, ada baiknya Aquaman tidak menyia-nyiakan detil yang sudah ada. Pada bagian awal, film ini sempat menjelaskan asal usul kerajaan Atlantis dan bagaimana Atlantians bisa bernapas dengan baik di perairan maupun daratan. Namun, pada akhirnya hanya keturunan ningratlah yang masih memiliki kemampuan tersebut. Sayangnya, tidak ada penjelasan bagaimana proses penentuan siapa yang berhak dan tidak berhak memiliki kemampuan tersebut. Proses penceritaan elemen ini akan terasa utuh jika saja lubang plot itu mampu ditutup.

Secara keseluruhan, saya menikmati film ini. Saya pun tak merasa rugi telah membayar lebih dan mengambil cuti sehari agar bisa menyaksikannya di layar IMAX pada pertunjukan pertama. Apalagi, saat menyaksikan Aquaman basah-basah keluar dari air terjun dengan kostum kerajaan (atasan emas ketat serta celana-yang juga ketat-berbahan jins?) dan trisula keramatnya yang berkilauan.

Yeah, True King Wears Wet Jeans (in the deep blue sea)!

Aquaman - Real King Wears Tight Jeans
Aquaman – Real King Wears Tight Jeans
Sumber Gambar: IMDB

***

Jakarta, Februari 2019

Catatan Narablog: Artikel ini saya anggit dalam rangka 10 Kali Tantangan Menulis yang diadakan oleh Kata Hati Kita Production.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here