Kepada Bapak Bos Yang Terhormat,
Melalui surel ini, saya ingin memohon maaf sekaligus meminta pengertian Bapak. Saya sadar bahwa saya telah beberapa kali menolak ajakan makan siang bersama Bapak dan beberapa kolega lainnya. Pasalnya, saya telah berjanji untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dan mengisi waktu saya dengan hal baru yang lebih berfaedah.
Saya paham makan siang bersama rekan sekantor penting untuk mempererat hubungan antar divisi dan meningkatkan kinerja tim. Namun, saya yakin efektifitasnya akan menurun jika dilakukan setiap hari. Bapak tentu masih ingat dengan Hukum Gossen I tentang tingkat kepuasan seseorang (terhadap suatu barang atau jasa) yang akan terus menurun hingga mencaapai titik jenuh jika proses pemenuhannya dilakukan secara kontinu. Dalam kaitannya dengan Hukum Gossen, rutinitas makan siang ini adalah pemborosan, Pak.
Bapak pasti berpikir, apa yang akan saya lakukan dengan jam makan siang saya?
Pak, semenjak Mei 2018 lalu saya berjanji untuk berkontribusi kepada negeri tempat saya dilahirkan, besar, dan menjadi bengal. Cara yang saya pilih adalah dengan menulis di blog. Menjadi narablog atau menjadi blogger kalau istilah kekiniannya. Nah, jeda makan siang ini rencananya akan saya isi dengan aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan blog.
Bapak pasti terperangah dengan ide saya. Sedikit mengingatkan saja, sekarang kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0. Pada era ini, segala aktivitas keseharian kita sudah sangat bergantung pada kemajuan teknologi. Dari belanja berbagai kebutuhan hingga mencari dana pinjaman, semua bisa kita lakukan hanya dengan mengerakkan jemari di atas layar gawai.
Untuk kegiatan bakti sosial pun, saya yakin situasinya tak jauh berbeda. Kita tidak perlu lagi mendirikan yayasan yang proses pendirian dan pengurusannya sungguh rumit serta memerlukan modal besar. Β Berdasarkan kenyataan tersebut, saya percaya menjadi narablog adalah jalan yang terbaik untuk saat ini. Selain proses pembuatan blog yang relatif mudah, biaya yang diperlukan pun cukup rendah. Kalau Bapak tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembuatan blog ataupun dunia narablog, silakan membaca artikel Mas Nodi ini, ya.
βLalu bagaimana blog-mu akan membawa perubahan bagi negara ini?β
Sebagai pemimpin Divisi Strategi Bisnis, pertanyaan tersebut pasti langsung hadir dalam benak Bapak ketika saya mengemukakan gagasan ini.
Visi dari CeritaMaria.com (blog terbaru saya) adalah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada kaum milenial. Kaum milenial yang saya maksud di sini adalah bangsa Indonesia yang lahir di antara tahun 1980 dan 2000.
Mengapa saya menyasar mereka? Karena merekalah sumber daya produktif yang akan menjadi roda peradaban negara ini. Sayangnya, kaum milenial begitu berjarak dengan kebudayaan Indonesia yang banyak membentuk identitas negeri ini. Padahal, menurut Guru Besar Psikologi Sosial Universitas Sumatra Utara, Irmawati (seperti dilansir Harian Kompas edisi 10 September 2018):
βTanpa mengenal identitas diri Indonesia, sulit untuk membentuk identitas yang lebih besar, yaitu identitas kebangsaan Indonesia berbasis suku-suku yang ada. Irmawati juga menambahkan bahwa penggunaan cara pandang lokal untuk memahami perilaku bangsa Indonesia diperlukan mengingat penggunaan konsep Barat dalam pembangunan manusia Indonesia selama ini nyatanya belum bisa memajukan rakyat Indonesia. Bahkan ada kecenderungan budaya masyarakat justru makin mundur.β
Celakalah negera ini jika kelangsungan hidupnya digantungkan kepada jiwa yang tak kenal dengan kebudayaan yang membentuk identitasnya. Melalui CeritaMaria.com, saya ingin menyokongkan informasi tersebut melalui artikel-artikel yang saya unggah. Saya harap pengetahuan dan pemahaman akan kebudayaan negeri ini bisa membantu mereka dalam memajukan peradaban di Tanah Air.
Sedangkan strategi saya untuk mewujudkan visi blog ini adalah dengan menyajikan informasi tersebut dalam tiga rupa bacaan ringan.
Pertama, karya fiksi dalam bentuk cerita pendek maupun puisi.
Taktik utama saya terkait penulisan karya fiksi adalah dengan mengangkat kehidupan pegawai kantor sebagai tema utama. Lalu, informasi terkait kebudayaan Indonesia akan saya sisipkan ke dalam artikel yang umumnya bercerita tentang kisah cinta, hubungan keluarga, dan dunia perkantoran lainnya. Dunia yang dekat dengan kehidupan target pembaca saya.
Kedua, resensi buku.
Bapak pasti pernah mendengar atau membaca kata bijak yang kurang lebih bunyinya (atau bacaannya) begini: βBuku adalah jendela dunia. Membaca adalah kuncinya.β Masalahnya, minat baca di negara kita masih sangat rendah. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, minat membaca bangsa Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Namun, saya tak lekas patah arang. Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, pernah mengatakan bahwa hanya diperlukan satu buku untuk membuat seseorang gemar membaca. Resensi buku yang saya unggah di blog diharapkan bisa membantu target pembaca menemukan buku yang akan membuat mereka jatuh cinta pada membaca.
Bapak jangan khawatir. Hanya karena saya ingin memperkenalkan kebudayaan Indonesia, CeritaMaria.com akan melulu menyuguhkan resensi karya sastra anggitan penulis angkatan lama (sebelum 1980-an) yang katanya berat itu. Saya sudah belajar dari Seno Gumira kalau generasi muda akan sangat sulit berdekatan (apalagi jatuh cinta?) pada membaca jika terus dihujam dengan bacaan yang mengandung tiga mitos sastra (bahasanya mendayu-dayu, curhat, dan hanya berisi petuah hidup). Sebagai narablog, saya telah berkomitmen untuk seimbang dalam meresensi karya penulis angkatan lama dan penulis masa kini agar mampu menjembatani kaum milenial dengan kegiatan membaca sembari memperkenalkan kebudayaan negeri ini.
Ketiga, ulasan acara literasi yang saya hadiri.
Mudah-mudahan, target pembaca blog saya tak sekadar menikmati cerita anggitan saya, tetapi mereka juga terinspirasi untuk berbagi informasi yang dimiliiki. Salah satunya, bisa melalui tulisan-tulisan mereka. Reportase acara literasi diharapkan mampu menyebarkan semangat dan menyuguhkan kiat menulis kepada yang membutuhkan.
“Kamu yakin blog barumu akan ada yang baca? Bukannya dulu kamu pernah nge-blog tapi nggak ada yang baca?“
Saya mengerti kekhawatiran Bapak. Syukurlah, kali ini blog saya banyak yang baca. Pengunjung CeritaMaria.com sudah mencapai ratusan per bulan. Komentar dari sesama narablog pun terus berdatangan.
Selama enam tahun bekerja bersama Bapak, saya telah banyak belajar tentang perumusan strategi bisnis, Pak. Saya paham, layaknya pelaku bisnis, seorang narablog yang berhasil memerlukan jaringan sosial yang sadar bahwa blog-nya ada.
Oleh karena itu, pada Maret 2018 saya mengikuti pelatihan dasar blog yang diselenggarakan oleh Klub Buku dan Blogger Backpacker Jakarta (Kubbu_BPJ). Di sana, saya tak hanya mendapatkan ilmu teknis seputar pengelolaan blog, tetapi juga menemukan jaringan sosial yang telah menjadi mentor sekaligus pembaca setia blog terbaru saya.
Puncak kebahagiaan saya adalah ketika banyak dari mereka akhirnya terinspirasi dari cerita-cerita yang saya unggah. Saya juga sempat diminta pihak Kubbu_BPJ untuk menjadi narasumber perihal menulis cerpen pada Oktober 2018 lalu.
Selain itu, saya memberanikan diri untuk mengikuti tantangan menulis yang ada. Bulan Mei 2018 lalu saya turut serta dalam Katahati Writing Challenge dan meraih juara kedua. Resensi saya tentang antologi cerita pendek Nokturnal Melankolia pun menjadi Resensi Pilihan Gramedia, sementara beberapa resensi lainnya juga pernah dimuat oleh situs Klub Buku Jakarta.
Saya merasa senang dan bangga dengan pencapaian saya selama kurang lebih delapan bulan mengelola blog baru ini. Pada saat yang sama, saya juga merasa bertanggung jawab untuk terus menyebarkan semangat literasi kepada kaum muda di seluruh penjuru negeri.
“Sebagai narablog, apa rencanamu di tahun 2019 ini terkait literasi dan CeritaMaria.com?”
Pertanyaan pamungkas tersebut pasti akan Bapak utarakan.
Resolusi 2019 saya terkait pengelolaan CeritaMaria.com, yakni
- mengunggah satu artikel resensi karya fiksi yang mengandung unsur kebudayaan Indonesia setiap bulannya,
- mengunggah satu karya fiksi yang berlatarkan kebudayaan Indonesia per bulan,
- menghadiri acara terkait literasi dan mengunggah ulasannya sekali dalam sebulan, dan
- mengikuti lomba blog secara rutin untuk terus mengasah keterampilan serta memperluas jaringan.
Keempat resolusi tersebut mengharuskan saya menganggit empat artikel dan membaca satu buku setiap bulannya. Sayangnya, berdasarkan pengalaman mengelola CeritaMaria.com selama ini, saya hanya mampu mengunggah satu artikel saja setiap dua minggu.

Mempertimbangkan resolusi yang telah saya tetapkan dan kapasitas yang ada, melalui surel ini saya mohon agar makan siang bersama kolega yang perlu saya hadiri dikurangi menjadi dua kali saja per minggu. Tiga hari yang kosong akan saya gunakan untuk membuat draf artikel atau membaca buku yang akan saya anggit resensinya, sementara uang makan siang yang bisa saya hemat akan saya gunakan untuk membeli buku dan membiayai keperluan pengelolaan CeritaMaria.com.
Saya yakin kinerja tim dan segenap jajaran perusahaan tidak akan menurun karena keputusan ini. Mohon pengertian dan dukungan Bapak terkait resolusi 2019 saya untuk menjadi seorang narablog. Toh, hasilnya juga untuk kemajuan negeri tempat kita bersama mencari nafkah.
Sebagai langkah awal, saya akan mengikuti Kompetisi Blog Nodi untuk memperluas jaringan sosial CeritaMaria.com sekaligus mengukuhkan resolusi 2019 saya sebagai seorang narablog.
Demikian saya sampaikan. Atas pengertian dan perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Maria
Jakarta, Januari 2019
***
Catatan Narablog: Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Nodi dengan tema Bangga Menjadi Narablog pada Era Digital. #KompetisiBlogNodi #NarablogEraDigital

Keren kakak. I will support you
Terima kasih banyak, Teh Tuty. Terima kasih juga telah setia memotivasi.
Sukses ya kak… Tetap menginspirasi dengan blog-nya
Terima kasih atas semua ilmu dan dukungannya, Babang.
Komitmennya hebat untuk memajukan budaya Indonesia, sampai mengurangi anggaran untuk makan siang. Salut mbak…
Terima kasih, Mas Ris.
Keren kak mariaa.. selalu semangat..
Terima kasih ya, Kak Len.
Selamat berkompetisi, Maria!
Semoga kamu makin produktif menulis di blog. Membaca tulisamu ini, saya kemudian memahami bahwa… Nggak selamanya ambisius itu punya konotasi buruk. Terus juga kamu memakai sudut pandang bercerita kepada bosmu dan itu unik!
Salam kenal dari saya.
Salam kenal, Kak Poppy.
Terima kasih atas dukungannya. Terima kasih juga karena telah menyuarakan hak dan kebutuhan anak-anak melalui artikel-artikel, Kakak.
Keep spreading the positive vibe, ya!
Keren…. Semangat cici…. π
Sukses ya… Di tunggu blog selanjutnya… GBU
Terima kasih banyak ya, Sha.
Keren banget kak mar, aku nggak nyangka kalo ini artikel lomba. Sukses terus untuk ceritamaria.com dan semoga menang π
Amin. Terima kasih doanya, Kak Antin.
panutaan..panutaan…panutaaan dan rujukan cara menulis…ialah Maria…beneran kagum mar..
Terima kasih, Mas Agus. Sehat-sehat, ya.
idenya brilian..semoga menang yaa.. π
Terima kasih atas dukungannya, Mbak Dewi.
Sumpaah keren banget, ada rasa terharu saat membacanya. Saya sendiri jadi bertanya, apa yaa yang sudah saya sumbangkan di blog saya yang dahulunya alay itu untuk negara. Congratulations Kak, kamu benar-benar sudah naik kelas. Bangga bisa melihatmu berproses, dan kini berjalan bersama, belajar bersama.
Terima kasih atas segenap ilmu dan dukungannya, Miss Yun. Ayo, ikutan kompetisi ini juga!
Kece kak, out of tbe box. Meaningfull!!
thanks, ya.
Wah kak, ikutan lomba blog juga ya.. Semangat… Aku juga ikutan, btw Narablog era digital sekarang memang harus cerdas ya… #jejakbiru
Narablog secara tak langsung juga berperan sebagai influencer, jadi harus bijaksana dan hati-hati dalam berbagi cerita.
Semangat terus menginspirasi melalui artikel-artikel Kakak, ya.
1 hal, saya adalah orang yang sangat amat terlalu malas membaca.
Melalui artikel ini, saya ingin berkomitmen membaca 1 buku setiap bulannya.
Terima kasih Maria Widjaja, sukses selalu dan buat bangsa Indonesia jatuh cinta terhadap membaca melalui karya2mu.
Peluq dan cium,
Fransisca.
Thank you!
Semangat mbaak.,
Aq dukung kalo mau bkin tulisan tentang kebudayaan indonesia.. apalagi tentang sejarah .
Btw dr paragraf pertama aja udah beda, mantap mbak
Terima kasih atas semangat dan dukungannya. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia.
Mariaaa, tulisan kamu keren dan inspiratif banget! Diksinya asyiikkk jadi nggak berasa baca sampe akhir. Good luck Maria π
Terima kasih telah meluangkan waktu berkunjung ke blog saya, Kak. Semangat terus menginspirasi dan mencerdaskan bangsa ini melalui tulisan2 Kakak.
Wah kak, pertama baca sudah langsung menggugah. pemilihan kata, isi pembahasannya sangat lurus dan terkonsep dengan matang, tidak banyak penulis yang memiliki gaya penulisan seperti ini. Sangat menginspirasi untuk membuat pembaca ingin menulis juga. sukses ya kak untuk ceritamaria.com
Terima kasih atas dukungannya ya, Din.
Mbak Maria memang luar biasa. Saya kagum dengan kecerdasan dalam memilih kata sekaligus penyajian data pendukung dalam blog. Bikin keder kompetitor lain, he he.
Segala azam atau resolusi untuk tahun ini merupakan hal uni, lebih pada bagaimana berbuat dan berbagi pada sesama, tidak hanya pada siri sendiri dan keluarga saja. Tabik
Saya percaya karya sastra yang dikemas secara menarik akan memudahkan generasi milenial untuk tertarik dan jatuh cinta. Semoga saja. Sukses, ya, Mbak. Salam.
Amin. Terima kasih atas dukungannya dan waktu yang telah Kakak ikhlaskan untuk mengunjungi blog ini.
Sehat dan sukses selalu, Kak.
Main ke sini dapat hal baru, cara mengolah bahasa ala Mbak Maria itu bikin saya suka. Khas dan nyastra. π
Sukses juga untuk Mbak Maria.
Terima kasih. Doa yang sama untuk Kakak.
Aaakkkk, ini postingan-nya kece buangeeett! π
Iyaaa, buat jadi blogger, kita emang kudu punya planning dan eksekusi yg mantab djiwa.
Thanks for sharing yaaaa
Sama-sama, Kak Nurul.
mantapppp.. keren mba mariaa..
semangat terus ngeblog nya yaa.. dan semoga resolusi 2019 tercapai smua. Amiiinn
Amin! Terima kasih atas doanya, Kak.
Halo kak Maria, salam kenal ya. Kagum banget sama tulisan kakak.
Semoga niat baiknya dapat terealisasi segera ya.
Makin sukses dan selalu menginspirasi banyak org kak.
Ohya, titip salam buat Pak Bos nya ya. Hehehe
Salamnya sudah disampaikan, Mbak. Bosku cuma bisa nyengir-nyengir.
Terima kasih atas doa dan dukungannya, ya.
Gaya tulisannya asyik!
Saya sungkem dan mau berguru.
Terima kasih, Kak Katya
Bebebbbbb, Semoga hasil yang terbaik yaaa….
Tapi lebih dari itu, setiap baca blog kamu makin lama makin ciamiiikkkk…
Doa dan dukungan dari aku selalu buat kamuuu darling.. #kecupppp
Thank you doa dan dukunyannya, Darling. #Peluk!
Wah keren banget..
Sukses ya, mba.. we need more negarawan-blogger like you π
Curiousaboutbeauty.blogspot.com
Terima kasih ya, Mbak Wenny.
kak, ternyata tulisanmu DEWA, :))
berteman yok kak, nanti ayu add ig nya kak maria yaaw
Terima kasih, Ayu.
wow semangat mbak maria
terus menginspirasi lewat blog ya
Terima kasih, Mbak.
Keren, Kak. Aku jadi jiper mau ikutan. πππ
Sok ikutan, atuh.
Wuaaah..unik deh cara kamu bercerita, keliahatan banget semangatnya. Semoga semakin banyak menang lomba ya Kak. Semoga resolusi kita di tahun 2019 ini bisa tercapai. Amiiiin
Amin. Sama-sama, Kak
Saya mendukungmu, Kak! π
Terima kasih, Kak
Keren banget Mbak. Makan siang sama kolega ini emang kalau gak di manage bisa2 justru mengurangi prpfuktivitasπ
Benar sekali, Mbak. Terima kasih sudah berkunjung ke situs ini, ya.
Artikel yang sangat menginspirasi Mba Maria.
Untuk sebuah prioritas, kita memang perlu mengorbankan sesuatu. Termasuk makan siang bersama kolega π
Salam
Memang, Mbak. Tuntutan sosial nggak ada habisnya. Kita sendiri yang harus bijak mementukan prioritas.
Terima kasih sudah mampir, Mbak.
Semangaaat, Mbak Narablog ππ
Terima kasih, Kak. =)
Wah, keren sekali, Mbak. Penyajiannya berbeda dan unik sekali. Bahasanya pun aku suka. Perlu banyak belajar dari Mbak Maria deh.
Semoga sukses dan selalu menginspirasi. π
Terima kasih, Kak Riza.
[…] Baca juga: Dukung Saya Menjadi Narablog Era Digital, Bos […]
Keren mbaaa… selamat ya utk achievementnya!
Sama-sama, Mbaak. Sukses juga buat Mbak
Akur sekali dengan Bu Irmawati, dan salut untuk Mbak Maria.
PS: Sebuah tulisan yang sangat enak dibaca.